Jika sebuah usaha adalah sebuah perjalanan, maka Kedai Arya adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan keberhasilan. Dalam balutan mimpi dan ketekunan, usaha ini tidak hanya bercerita tentang selembar harapan yang perlahan-lahan tumbuh menjadi nyata, tetapi juga tentang inovasi yang mampu merubah wajah komunitas.
UMKM dan Dampaknya pada Ekonomi Lokal
Dengan lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia, keberadaan mereka tak hanya sebagai penyedia lapangan kerja, tetapi juga pendorong pemberdayaan masyarakat lokal. Di balik cerita sukses banyak UMKM, lembaga seperti Astra melalui LPB Pama Banua Etam berperan penting dalam pembinaan. Salah satu contoh nyata dari sinergi ini adalah Kedai Arya, sebuah usaha kecil di Desa Sangatta Selatan, Kutai Timur, bukan sekadar tempat menjual makanan, ia adalah simbol harapan dan perubahan. Sarianti Nur, pendiri Kedai Arya, memulai perjalanannya dari dapur kecil dengan impian besar untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya.
Sebuah usaha yang tidak hanya menjual produk tetapi juga menjadi agen perubahan sosial dan ekonomi di sekitarnya. Dengan information yang menunjukkan kenaikan penjualan sebesar 150% dalam dua tahun terakhir, Kedai Arya membuktikan bahwa UMKM bisa mandiri dan bersaing di pasar nasional.
Seperti pepatah mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah,” dan Kedai Arya telah mengambil langkah itu dengan penuh percaya diri.
Dari Kue Kering ke Abon Kelinci
Pada tahap awal pengembangan usaha, Sarianti menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan modal dan pengetahuan manajemen. Dengan modal yang terbatas dan pengetahuan yang minim, ia harus bekerja keras untuk mempertahankan Kedai Arya. Namun, semangatnya tidak pernah padam. “Saya ingin membuktikan bahwa UMKM dari desa pun bisa sukses,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Awalnya, Kedai Arya berfokus pada produk kue kering oleh Sarianti Nur, yang memimpikan tempat di mana berbagai jenis makanan tersedia. Nama “Arya” sendiri diambil dari gabungan nama Sarianti dan suaminya, Ariawansyah. Pada saat itu, Kedai Arya hanyalah usaha kecil yang belum memiliki sistem pencatatan yang terstruktur dan manajemen (SOP) yang baik. Semua dikerjakan secara sederhana, seperti menyiapkan fondasi sebelum membangun gedung megah.
Namun, titik balik terjadi pada akhir 2019, ketika Sarianti dan suaminya bergabung dengan program pembinaan dari LPB Pama Banua Etam, sebuah lembaga yang bekerja sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk mendampingi UMKM di Kutai Timur. Sarianti menemukan tantangan baru dalam mengolah hasil peternakan kelinci suaminya. Dari situ, lahirlah produk inovatif abon kelinci.
Dengan latar belakang suaminya yang seorang peternak kelinci, ide ini muncul sebagai bentuk diversifikasi usaha setelah mendapatkan berbagai pelatihan manajerial. Namun, ide ini bukan tanpa tantangan. “Banyak orang merasa geli atau kasihan ketika mendengar abon kelinci,” ujar Sarianti. Namun, dengan ketekunan dan promosi yang baik, produk ini mulai diterima, bahkan menjadi primadona.
Berdasarkan information, penjualan produk ini meningkat hingga 150% dalam dua tahun terakhir, dan jumlah pelanggan baru yang menikmati abon kelinci kini mencapai lebih dari 500 pelanggan setiap bulannya.
Strategi memberikan sampel free of charge dan menjelaskan manfaat kesehatan dari daging kelinci berhasil meningkatkan minat masyarakat. Ia membuka jalur pemasaran lebih luas yang akhirnya mulai melihat manfaat dan keunikan produk ini.
Produk ini juga memiliki nilai tambah sosial, di mana setiap pembelian abon kelinci secara langsung mendukung kesejahteraan peternak kelinci lokal, termasuk usaha peternakan yang dijalankan oleh suami Sarianti. Keberhasilan ini menciptakan siklus positif yang memberi manfaat bagi banyak pihak.
Bergabung dengan YDBA memberikan banyak manfaat bagi Kedai Arya, termasuk pelatihan manajerial dan teknis. Sarianti mengakui, “Awalnya, kami tidak memiliki SOP dan pencatatan yang baik. Namun, setelah mendapatkan pelatihan, kami dapat membangun sistem yang lebih teratur.” Proses ini mencapai puncaknya dalam evaluation kemandirian pada tahun 2023, di mana Kedai Arya berhasil dikategorikan sebagai UMKM Mandiri oleh assessor dari YDBA.
Sarianti dan suaminya telah membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan dukungan yang tepat, UMKM sekecil apa pun bisa berkembang dan berdaya saing.
Inovasi Abon Kelinci yang Membangkitkan Ekonomi
Abon kelinci adalah produk unggulan dari Kedai Arya. “Daging kelinci adalah sumber protein yang baik dan kaya manfaat untuk kesehatan,” kata Sarianti. Produk ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan yang baik, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan peternak kelinci di sekitar Desa Sangatta Selatan.
Dengan menggunakan daging segar, rempah-rempah pilihan, dan tanpa bahan pengawet, abon kelinci dari Kedai Arya aman dikonsumsi setiap saat. Proses pengolahannya yang higienis dan terstandar memastikan setiap produk memiliki kualitas terbaik.
Selain abon kelinci, Kedai Arya juga memproduksi abon dari bahan lain seperti ayam, tuna, dan lele. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, abon lele diolah menjadi abon kriuk yang memberikan sensasi renyah ketika dikonsumsi, sementara varian ayam dan tuna memiliki pilihan rasa gurih, pedas, dan unique yang cocok untuk selera beragam konsumen. Setiap jenis abon memiliki keunikan rasa yang berbeda dan selalu dikemas dengan standar kualitas tinggi.
Produk abon yang dihasilkan Kedai Arya memiliki kualitas premium, menggunakan 100% daging tanpa campuran bahan pengawet. Selain itu, mereka menerapkan SOP yang ketat dalam proses produksi, memastikan setiap produk memiliki standar yang sama dan tetap higienis. Inovasi dan konsistensi inilah yang membuat Kedai Arya semakin dikenal, tidak hanya di Kutai Timur tetapi juga di luar wilayah, berkat pemasaran melalui platform e-commerce.
Sarianti juga menceritakan bagaimana produk ini dipasarkan melalui platform e-commerce seperti Shopee, memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. “Kami dapat memproduksi 200-250 pcs abon kelinci dalam sebulan, dan respon pasar semakin baik,” tambahnya. Dalam setahun terakhir, Kedai Arya mengalami pertumbuhan pelanggan yang meningkat sebesar 30%, mencerminkan keberhasilan strategi pemasarannya.
Produk-produk ini telah menjadi jawaban atas tantangan pangan trendy yang sehat dan praktis, sekaligus menciptakan dampak sosial bagi peternak dan masyarakat di sekitar.
Setiap bungkus abon kelinci yang terjual adalah satu langkah menuju masa depan yang lebih baik. Dengan setiap pembelian, konsumen tidak hanya mendapatkan produk berkualitas, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan komunitas lokal mereka untuk menyuplai bahan baku berkualitas.
Inilah kekuatan yang dimiliki Kedai Arya, sebuah cerita tentang ketekunan, inovasi, dan komunitas yang bersatu. Sebuah perjalanan yang menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dukungan yang tepat, mimpi bisa menjadi kenyataan.
Peran YDBA dalam Perjalanan Kedai Arya
YDBA melalui LPB Pama Banua Etam memiliki peran signifikan dalam perkembangan Kedai Arya. Sejak bergabung pada tahun 2019, Sarianti mendapatkan berbagai pelatihan manajerial dan teknis, mulai dari pencatatan keuangan, penerapan SOP, hingga peningkatan kapasitas produksi. Berkat pelatihan tersebut, Kedai Arya mampu meningkatkan efisiensi operasional mereka hingga 40%, menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas. Salah satu pencapaian besar mereka adalah penerapan Good Manufacturing Apply (GMP), sebuah standar mutu yang memastikan produk yang dihasilkan higienis dan berkualitas. Dengan penerapan GMP, produk Kedai Arya kini lebih terjamin kualitas dan kebersihannya, menambah kepercayaan konsumen.
Seperti seorang pelatih yang membimbing atlet menuju podium kemenangan, LPB Pama Banua Etam mempersiapkan UMKM seperti Kedai Arya untuk mencapai kemandirian dan kesuksesan yang berkelanjutan. Bimbingan ini meliputi semua aspek, mulai dari kualitas produk hingga manajemen inner, sehingga UMKM tidak hanya berkembang secara produk, tetapi juga secara operasional.
Tidak hanya berhenti pada pendampingan teknis, LPB Pama Banua Etam juga membantu Kedai Arya dalam membangun jaringan dengan stakeholder penting, mulai dari degree kabupaten hingga provinsi. Hubungan ini membuka banyak peluang, salah satunya adalah kesempatan untuk mendapatkan berbagai perizinan dan sertifikasi yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha Kedai Arya.
Membuka Jalan untuk UMKM Lain
Kontribusi Kedai Arya terhadap ekonomi lokal sangat signifikan. Bagi Sarianti, sukses bukan hanya tentang keuntungan pribadi. Ia percaya bahwa ilmu yang didapatkan harus dibagikan. Kedai Arya kini aktif menjadi fasilitator pelatihan pembuatan abon bagi UMKM lain di Kabupaten Kutai Timur. Dengan semangat berbagi ini, ia berharap UMKM lain dapat berkembang dan membantu meningkatkan perekonomian lokal. “Ilmu yang didapat dari LPB Pama Banua Etam harus kita teruskan. Kita ingin UMKM lain juga maju,” ujar Sarianti.
Motivasi ini didorong oleh keyakinan bahwa ilmu yang ia peroleh harus dibagikan agar UMKM lain dapat ikut berkembang. Pelatihan yang diberikan tidak hanya membantu UMKM lain dalam teknis produksi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi.
Pelatihan-pelatihan yang diberikan Sarianti mencakup manajemen usaha, pencatatan keuangan sederhana, hingga penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dalam proses produksi.
Dalam konteks produksi, prinsip 5R sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan aman. Ringkas berarti menghilangkan barang-barang yang tidak diperlukan di space produksi, seperti peralatan yang rusak atau bahan baku yang sudah kadaluarsa. Rapi artinya menata peralatan dan bahan baku pada tempat yang seharusnya. Resik berarti membersihkan space produksi dari kotoran dan debu. Rawat artinya merawat mesin dan peralatan agar tetap berfungsi dengan baik. Dan rajin berarti menerapkan prinsip 5R secara konsisten dalam setiap proses produksi.
Keahlian yang didapatkan dari program LPB dan YDBA ini tidak hanya memperkuat Kedai Arya, tetapi juga memperkaya UMKM lain yang berpotensi untuk tumbuh dan menjadi mandiri.
Tidak dapat dipungkiri, keberadaan Kedai Arya telah memberikan dampak sosial yang signifikan, khususnya bagi komunitas peternak kelinci di sekitar Sangatta Selatan. Dengan menyerap hasil peternakan lokal, Kedai Arya memberikan nilai lebih bagi produk yang dihasilkan oleh peternak. “Kami berkomitmen untuk membeli daging kelinci dari peternak lokal,” tambah Sarianti. Ini membantu meningkatkan pendapatan peternak dan mendorong praktik peternakan yang lebih baik.
Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan para peternak, tetapi juga memperkuat kesadaran akan pentingnya kolaborasi antara UMKM dan sektor peternakan lokal.
Selain itu, Kedai Arya juga berperan sebagai salah satu instruktur pelatihan olahan abon yang diadakan oleh pemerintah atau dinas terkait di Kabupaten Kutai Timur. Dalam hal ini, Sarianti menunjukkan betapa pentingnya membangun jaringan dengan berbagai stakeholder, baik di tingkat lokal maupun provinsi. Kerja sama ini memungkinkan Kedai Arya untuk mendapatkan akses pada berbagai pelatihan dan pendampingan, termasuk dalam penerapan sistem
Pengolahan Limbah yang Berkelanjutan
Kedai Arya sangat memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap langkah produksinya, terutama dalam pembuatan abon kelinci. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan daging kelinci. Mereka memastikan bahwa sisa-sisa produksi, seperti bagian tubuh yang tidak digunakan untuk abon, dikelola dengan baik dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Limbah organik ini kemudian diolah menjadi pupuk organik yang berguna bagi petani lokal di sekitar Desa Sangatta Selatan, Kalimantan Timur, sehingga memberikan manfaat tambahan bagi ekosistem sekitarnya.
Selain itu, dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan, Kedai Arya berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan alami dalam proses pembuatan abon kelinci tanpa campuran bahan kimia berbahaya atau pengawet. Hal ini tidak hanya menjaga kesehatan konsumen, tetapi juga mengurangi dampak negatif limbah kimia pada lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Manufacturing Apply (GMP), mereka memastikan setiap tahap produksi dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air dan energi yang efisien.
Lebih jauh lagi, Kedai Arya juga mengajak para peternak kelinci di sekitarnya untuk ikut serta dalam program keberlanjutan ini. Mereka memberikan pelatihan tentang pentingnya pengelolaan limbah peternakan dan produksi secara berkelanjutan, sehingga seluruh komunitas peternak dapat menjalankan usaha mereka dengan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga kelestarian alam di Desa Sangatta Selatan dan sekitarnya.
Peran LPB Pama Banua Etam dan YDBA
LPB Pama Banua Etam telah berperan sebagai katalisator dalam transformasi Kedai Arya. Melalui program pelatihan yang komprehensif, seperti manajemen keuangan, pemasaran digital, dan produksi, Kedai Arya mampu meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan kualitas produk.
Sarianti menjelaskan, “Dengan pelatihan dari LPB Pama Banua Etam, kami bisa menerapkan sistem yang lebih teratur dan profesional. Ini semua berkontribusi pada peningkatan penjualan dan kualitas produk kami.”
Pendampingan yang intensif dari para mentor LPB juga sangat membantu dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi. Misalnya, melalui pelatihan pemasaran digital, Kedai Arya berhasil meningkatkan penjualan on-line sebesar 30% dalam setahun. Selain Kedai Arya, banyak UMKM lain yang dibina oleh LPB Pama Banua Etam juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek bisnis mereka.
Dalam kasus Kedai Arya, Sarianti menunjukkan komitmen penuh untuk mengembangkan usahanya. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah pemasaran produk abon kelinci, mengingat stigma yang melekat pada daging kelinci. Namun, dengan bimbingan dari LPB dan YDBA, Kedai Arya mampu memperluas jangkauan pemasarannya hingga keluar dari Sangatta dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat konsumsi daging kelinci.
Meski membutuhkan waktu dan perubahan besar dalam proses produksi, penerapan sistem ini membantu Kedai Arya mendapatkan kepercayaan lebih dari konsumen dan stakeholder lainnya.
Ke depan, LPB Pama Banua Etam berencana untuk terus memperluas cakupan pelatihannya, tidak hanya pada pengolahan produk tetapi juga pada aspek-aspek penting lainnya seperti pencatatan keuangan dan manajemen mutu. Kedai Arya sendiri berharap bisa terus berkontribusi dalam program-program pelatihan ini, baik sebagai peserta maupun instruktur.
Kunci Sukses Kedai Arya Menuju Kemandirian
Keberhasilan Kedai Arya dapat dilihat dari beberapa information dan statistik. Menurut laporan YDBA, Kedai Arya telah mengalami peningkatan pendapatan signifikan sejak bergabung dengan YDBA, dan kini menjadi salah satu peserta YDBA untuk produk inovasi abon kelinci. Dari produk kue kering musiman kini menjelma menjadi produk produk yang rutin tiap bulan dan mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 7 juta setiap bulan. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan lembaga dalam pengembangan UMKM.
Salah satu faktor kunci kesuksesan Kedai Arya adalah kemampuannya membangun jaringan dengan berbagai stakeholder, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Dengan dukungan YDBA yang saat ini ada whole 192 UMKM dari bidang Residence Trade (Kuliner dan Kerajinan), Peternakan, Pertanian, dan Perikanan yang tersebar dari Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Bengalon.
Kedai Arya diperkenalkan kepada berbagai instansi pemerintah yang memberikan akses untuk mendapatkan berbagai perizinan dan sertifikasi yang diperlukan. Hubungan yang baik dengan pemerintah juga membuka peluang bagi Kedai Arya untuk menjadi instruktur pelatihan dalam pembuatan abon, baik untuk pemerintah maupun masyarakat setempat.
Perjalanan Inspiratif Dalam Meningkatkan Ekonomi Lokal
Kedai Arya adalah contoh nyata bagaimana kontribusi Astra melalui LPB Pama Banua Etam dapat mengubah sebuah usaha kecil menjadi UMKM yang mandiri dan berkembang. Dengan inovasi produk, pelatihan manajemen, serta jaringan yang luas, Kedai Arya telah berhasil memposisikan dirinya sebagai pemimpin pasar dalam produksi abon kelinci di Kalimantan Timur, sekaligus menjadi position mannequin bagi UMKM lainnya dalam mengembangkan produk inovatif.
Keberhasilan Kedai Arya tidak hanya bercerita tentang ketekunan Sarianti dan dukungan dari Astra, tapi juga tentang bagaimana sebuah usaha kecil dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Melalui produk inovatif seperti abon kelinci, Kedai Arya tidak hanya memberikan pilihan makanan sehat bagi konsumen, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak lokal.
Dengan kontribusi seperti ini, Astra melalui program-program pembinaan UMKM seperti LPB Pama Banua Etam, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi lokal. Semoga kisah sukses Kedai Arya ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lainnya.
Sebuah Inspirasi untuk UMKM Lain
Seperti pepatah, “Berkah tidak hanya diraih dengan kerja keras, tetapi juga dengan saling mendukung satu sama lain.” Dengan pencapaian yang telah diraih, Kedai Arya tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Sarianti dan keluarganya, tetapi juga menjadi simbol keberanian bagi banyak UMKM lainnya di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Kedai Arya akan terus berupaya memberikan inovasi baru, menjalin kerjasama dengan UMKM lain, serta berkontribusi pada perekonomian lokal. Perjalanan ini masih panjang, dan Kedai Arya siap melangkah lebih jauh, mengubah tantangan menjadi peluang, dan menjadikan setiap langkah berarti.
Kedai Arya telah berhasil membuktikan bahwa dengan inovasi, semangat kewirausahaan, dan dukungan ekosistem bisnis yang kondusif, UMKM mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Kisah sukses Kedai Arya menginspirasi pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. #SiapBeraksiUntukNegeri
***
Sumber & Referensi:
- Wawancara On-line
- Yayasan Dharma Bhakti Astra. (2023). Laporan Tahunan 2023 tentang Pembinaan UMKM.
- Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2023). Statistik UMKM 2023.
- Badan Pusat Statistik. (2023). Information Pertumbuhan UMKM di Indonesia.
- Astra Worldwide. (2023). Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
- https://wartakaltim.com/mb-wd/448-lpb-pama-banua-etam-latih-public-speaking-umkm-kutim